aku ingin hidup. aku ingin benar-benar hidup. aku ingin benar-banar merasakan hidup. aku ingin menjelajahi tiap anakan sungai, berendam melawan arus, menaiki tiap puncak yang tak pernah didaki, menelisuru tiap awan dengan mengaharap pada bintang bintang, lalu jatuh di hamparan luas padang-padang abadi, tempat semua manusia mencurahkan pa ynag membebani mereka. aku ingin keluar, aku ingin berontak, aku ingin menjadi apa yang bisa ku pahami..
lantas aku disini, terbangindengan lumpur kehinaan, dibuai seprei halus, kasur empuk.. aku ignin hidup, aku ingin merasakan inti hidup, aku ingin... aku ingin hidup dengan membagi kata pada keabadian.
Selasa, 20 Agustus 2013
Sabtu, 08 Juni 2013
jalan-jalan ke rumah ayah
kini ane disemarang, kembali melewari batas-batas daerah, dialek, pulatingkah yang berbeda. selalu ak sama rasanya berada ditempat yang berlainan. kata, hruf, rindu, dan kenangan berganti warna. ini semarang bung! berpuluh kilomeeter dari tempat ane membangun cita-cita.
bersama ini pula ingin ane lawarkan kepada kawan sekalian, mengembaralah! biarkan dirimu diterkam hujan sore dan jingga diufuk pagi yang berbeda. mengembaralah, niscaya kau akan menemukan nada-nada asing yang berbeda, untuk didengar, untuk dinyanyikan.
hingga nanti kita kan menyadari betapa luas dan berlapis apa itu yang bernama suatu masyarakat, yang bertetek tengek adat yang mengagumkan.
karena ini bukanlah tayangan televisi, ini adalah tayangan dimana senyum berbalas senyum. ojo lali yo, semarang!
bersama ini pula ingin ane lawarkan kepada kawan sekalian, mengembaralah! biarkan dirimu diterkam hujan sore dan jingga diufuk pagi yang berbeda. mengembaralah, niscaya kau akan menemukan nada-nada asing yang berbeda, untuk didengar, untuk dinyanyikan.
hingga nanti kita kan menyadari betapa luas dan berlapis apa itu yang bernama suatu masyarakat, yang bertetek tengek adat yang mengagumkan.
karena ini bukanlah tayangan televisi, ini adalah tayangan dimana senyum berbalas senyum. ojo lali yo, semarang!
Rabu, 02 Januari 2013
Anak Ilang
Sebut gua anak ilang, karena seumur-umur gua
gak pernah ngerti dimana seharusnya gua berada. Gua cuma bisa ngarep potongan
hidup gua runtuh dari langit ke dunia gua, tempat sedang duduk diatasnya. dunia
yang bahkan gua gak tau apa artinya.
Trully dung! Kepala gua makin puyeng ngeliatin
ni semua. Cukup melihat, gak usah lo pikirin, gak usah lu dengerin, gak usah lu
bauin, jamin lu pusing! Bilamanakah angin yang membawa berita itu sendiri keruh,
karena yang ia bawa tuk mengahturkannya pada telinga yang menunggu? Bilamanakah
tanah bumi yang runtuh, karena dosa para pendusta yang ia tahan dengan lembut,
yang ia korbankan tetumbuhannya demi para perusak,yang ia biarkan sakit
menjelajahi dirinya, demi para terlaknat
yang bahkan tak peduli dengan apa yang ia ambil dengan paksa.
Sedikit kurang, itulah gambaran negriku.
Negri gua carut marut, propinsi gua banyak
bencana, dikota banyak tauran, didesa selalu kebanjiran. Bapaknya gapleh,
anaknya ngebokep. kakeknya godain cewe, cucunya masturbasi sampai ereksi. Lucu.
Tapi selucu-lucunya tempat gua ngirup asap knalpot ini lebih lucu lagi gua yang
cuma bisa gojrang-gajreng gitar dipos ronda. Gua gak punya harta,wibawa,atau
kuasa. Apalagi wajah dan baju gua ancur berantakan, rambut botak sama celana
rombeng. Kalau aje gua gondrong, gua ga
ada ubahnya sama orang gila.
“Oke,
buat lo semua yang bersedia dengar, sekarang gua berbaikhati berkisah pada lo
semua. Apapun. Ya, apapun yang lo semua mungkinin untuk mual mendengarnya untuk
jerih melihtnya, akan gua bacakan,akan gua tontonkan. Lo semua cukup diem dan
duduk rapih setiap malem depan pos ronda, menyaksikan gua berkisah dan
melanturkan gitar.
“Mau cerita pa dulu neh? Hah?! Lubisadenger GAK?!
JAWAB! Hik.. sorry, sorry, gua lagi mabuk. Bingung gua liat lo semua, berkumpul
depan gua kayak tikus politikus ngarep uang negara. Lah sekarang lo semua diem mirip
gedebong pisang, kayak mereka kalau lagi dituding.
“Woy yang duduk di belakang! nape muke lu
kusut begitu? Setidaknya lo bukan pejabat rangkap artis yang lagi bingung nyari
popularitas kan? Jangan bilang lo kesini cuma buat nyari skandal doang, lu
hidup cuma cengar-cengir di tivi, mual gua liatnya apalagi liat muke lu...
” hik sorry, gua kira lu beneran tuh sampah,
muke lu sama-sama rusuhnya sih..
“Lu yang dipojok kiri pake kacamata, lu
ngapain ngangguk-ngangguk sok ngerti? Mau kaya pejabat yang sok tau, mampir
sana-sini, gak bisa bedain kerja sama nyari bini, akhir-akhirnya mangut-mangut
doang kalau udah salah. Lalu koar-koar membenarkan diri dan minta dukungan.
Kata orang alim, hal-hal kecil yang buat besar, hati-hati lu jaga sikap, gua
tau kalau lo Cuma ngantuk doang, sono ngopi dulu ke rumah lo, sekalian ambilin
buat gue ya, hehehe
Dah, cukup dulu sampe disini, gua udah ngantuk
berat. Dua udah mabuk kepayang gara-gara laper nungguin pemimpin adil yang
nyasar ke negara
lain mungkin? Kita gak pernah tau sampai salah seorang dari kita maju tuk
merebut tampuk kekuasaan dari para tiran bermbut klimis,berperut buncit, dan
bertitel haji.
*hasil copas, hehehe
Langganan:
Postingan (Atom)