PENGUMUMAN
sehubung dengan beberapa hal yang menjadi kendala, blog ini di pindah ke tautan berikut.
www.adekjupon.blogspot.com
terimakasih semuanya
Dek San
rambut rata hidup rata
Senin, 23 Juni 2014
Selasa, 20 Agustus 2013
aku ingin hidup. aku ingin benar-benar hidup. aku ingin benar-banar merasakan hidup. aku ingin menjelajahi tiap anakan sungai, berendam melawan arus, menaiki tiap puncak yang tak pernah didaki, menelisuru tiap awan dengan mengaharap pada bintang bintang, lalu jatuh di hamparan luas padang-padang abadi, tempat semua manusia mencurahkan pa ynag membebani mereka. aku ingin keluar, aku ingin berontak, aku ingin menjadi apa yang bisa ku pahami..
lantas aku disini, terbangindengan lumpur kehinaan, dibuai seprei halus, kasur empuk.. aku ignin hidup, aku ingin merasakan inti hidup, aku ingin... aku ingin hidup dengan membagi kata pada keabadian.
lantas aku disini, terbangindengan lumpur kehinaan, dibuai seprei halus, kasur empuk.. aku ignin hidup, aku ingin merasakan inti hidup, aku ingin... aku ingin hidup dengan membagi kata pada keabadian.
Sabtu, 08 Juni 2013
jalan-jalan ke rumah ayah
kini ane disemarang, kembali melewari batas-batas daerah, dialek, pulatingkah yang berbeda. selalu ak sama rasanya berada ditempat yang berlainan. kata, hruf, rindu, dan kenangan berganti warna. ini semarang bung! berpuluh kilomeeter dari tempat ane membangun cita-cita.
bersama ini pula ingin ane lawarkan kepada kawan sekalian, mengembaralah! biarkan dirimu diterkam hujan sore dan jingga diufuk pagi yang berbeda. mengembaralah, niscaya kau akan menemukan nada-nada asing yang berbeda, untuk didengar, untuk dinyanyikan.
hingga nanti kita kan menyadari betapa luas dan berlapis apa itu yang bernama suatu masyarakat, yang bertetek tengek adat yang mengagumkan.
karena ini bukanlah tayangan televisi, ini adalah tayangan dimana senyum berbalas senyum. ojo lali yo, semarang!
bersama ini pula ingin ane lawarkan kepada kawan sekalian, mengembaralah! biarkan dirimu diterkam hujan sore dan jingga diufuk pagi yang berbeda. mengembaralah, niscaya kau akan menemukan nada-nada asing yang berbeda, untuk didengar, untuk dinyanyikan.
hingga nanti kita kan menyadari betapa luas dan berlapis apa itu yang bernama suatu masyarakat, yang bertetek tengek adat yang mengagumkan.
karena ini bukanlah tayangan televisi, ini adalah tayangan dimana senyum berbalas senyum. ojo lali yo, semarang!
Rabu, 02 Januari 2013
Anak Ilang
Sebut gua anak ilang, karena seumur-umur gua
gak pernah ngerti dimana seharusnya gua berada. Gua cuma bisa ngarep potongan
hidup gua runtuh dari langit ke dunia gua, tempat sedang duduk diatasnya. dunia
yang bahkan gua gak tau apa artinya.
Trully dung! Kepala gua makin puyeng ngeliatin
ni semua. Cukup melihat, gak usah lo pikirin, gak usah lu dengerin, gak usah lu
bauin, jamin lu pusing! Bilamanakah angin yang membawa berita itu sendiri keruh,
karena yang ia bawa tuk mengahturkannya pada telinga yang menunggu? Bilamanakah
tanah bumi yang runtuh, karena dosa para pendusta yang ia tahan dengan lembut,
yang ia korbankan tetumbuhannya demi para perusak,yang ia biarkan sakit
menjelajahi dirinya, demi para terlaknat
yang bahkan tak peduli dengan apa yang ia ambil dengan paksa.
Sedikit kurang, itulah gambaran negriku.
Negri gua carut marut, propinsi gua banyak
bencana, dikota banyak tauran, didesa selalu kebanjiran. Bapaknya gapleh,
anaknya ngebokep. kakeknya godain cewe, cucunya masturbasi sampai ereksi. Lucu.
Tapi selucu-lucunya tempat gua ngirup asap knalpot ini lebih lucu lagi gua yang
cuma bisa gojrang-gajreng gitar dipos ronda. Gua gak punya harta,wibawa,atau
kuasa. Apalagi wajah dan baju gua ancur berantakan, rambut botak sama celana
rombeng. Kalau aje gua gondrong, gua ga
ada ubahnya sama orang gila.
“Oke,
buat lo semua yang bersedia dengar, sekarang gua berbaikhati berkisah pada lo
semua. Apapun. Ya, apapun yang lo semua mungkinin untuk mual mendengarnya untuk
jerih melihtnya, akan gua bacakan,akan gua tontonkan. Lo semua cukup diem dan
duduk rapih setiap malem depan pos ronda, menyaksikan gua berkisah dan
melanturkan gitar.
“Mau cerita pa dulu neh? Hah?! Lubisadenger GAK?!
JAWAB! Hik.. sorry, sorry, gua lagi mabuk. Bingung gua liat lo semua, berkumpul
depan gua kayak tikus politikus ngarep uang negara. Lah sekarang lo semua diem mirip
gedebong pisang, kayak mereka kalau lagi dituding.
“Woy yang duduk di belakang! nape muke lu
kusut begitu? Setidaknya lo bukan pejabat rangkap artis yang lagi bingung nyari
popularitas kan? Jangan bilang lo kesini cuma buat nyari skandal doang, lu
hidup cuma cengar-cengir di tivi, mual gua liatnya apalagi liat muke lu...
” hik sorry, gua kira lu beneran tuh sampah,
muke lu sama-sama rusuhnya sih..
“Lu yang dipojok kiri pake kacamata, lu
ngapain ngangguk-ngangguk sok ngerti? Mau kaya pejabat yang sok tau, mampir
sana-sini, gak bisa bedain kerja sama nyari bini, akhir-akhirnya mangut-mangut
doang kalau udah salah. Lalu koar-koar membenarkan diri dan minta dukungan.
Kata orang alim, hal-hal kecil yang buat besar, hati-hati lu jaga sikap, gua
tau kalau lo Cuma ngantuk doang, sono ngopi dulu ke rumah lo, sekalian ambilin
buat gue ya, hehehe
Dah, cukup dulu sampe disini, gua udah ngantuk
berat. Dua udah mabuk kepayang gara-gara laper nungguin pemimpin adil yang
nyasar ke negara
lain mungkin? Kita gak pernah tau sampai salah seorang dari kita maju tuk
merebut tampuk kekuasaan dari para tiran bermbut klimis,berperut buncit, dan
bertitel haji.
*hasil copas, hehehe
Kamis, 03 November 2011
3 Penyakit Pesantren
Sebagai seorang santri yang baru
tinggal melewati satu tahun di asrama, mungkin terlalu cepat untuk menyimpulkan
hal -hal tentang pesantren, tapi karena sudah kebelet pengen nulis dan janji
saya di cerita sebelumnya, maka saya tulis mengenai penyakit-penyakit umum dipesantren (menurut saya) yang dirangkum
menjadi 3 yang diurut dari yang paling ringan sampai yang paling parah, yaitu:
- Penyakit Kulit
Kamar yang
apek dan kamar mandi yang jorok tentu akan menguarkan aroma yang mengundang
para bibit penyakit ga tau diri untuk datang dengan sendirinya, yang kamar
mandi itu nantinya bakal dipakai buat nyuci, mandi dan bersih-bersih. Niatnya
mau mandi malah kana penyakit kulit. Memang susah dimengerti dimana agama
mengatakan bahwa kebersihan sebagaian dari iman, tetapi para kader mubaligh
(pendakwah) sendiri tak bisa melaksanakan apa yang sudah dikoar-koarkan oleh
para ustad, ataupun para kyai. Saya mah percaya saja kalau yang mbudeng itu
santri-santri yang jarang mandi (sampai dakinya masuk telinga) yang merasa
bahwa kitab-kitab yang mereka bawa itu cuma buat dibaca, dihapal doang tanpa merasa
itu ilmu musti diamalkan, malah mungkin mereka pikir mereka tak butuh ilmu yang
sudah disediakan oleh para ustad.
Penyakit kulit ini, walau cuma gatel-gatel
doang tidak bisa dianggap remeh, karena pasti bakal menyebar dengan cepat,
menilik kehidupan santri yang selalu bersama dengan temannya dan kebiasaan
meminjamkan barang, bahkan ada yang bilang bahwa tidak bisa disebut seorang
santri jika belum kena kudisan. Penyakit ini bukan hanya ada di
pesantren-pesantren lama, tapi di pesantren baru juga. Contohnya, tempat dimana saya belajar sekarang yang masih
berumur jagung sudah pernah terjadi wabah scabies (kalau pengen tahu tanya mbah
google) dan alhamdulillah berhasil dimusnahkan berkat piket asarama yang lebih
intensif dan penyuluhan tentang pentingnya mandi dan menguras air bak (dua ini
yang jadi sumber scabies)
- Ghosob
Mungkin bagi sebagian
santri nama ini sudah tak asing lagi. Ghosob adalah meminjam barang orang lain tanpa izin. Ini kelakuan
barang lama yang rata-rata menjadi cap bagi pesantren-pesantren, baik modern,
klasik, baru ataupun lama. Sulit dilakukan penanganan khusus untuk penyakit
yang satu ini, karena yang dibutuhkan adalah keberanian untuk jujur dan selalu
merasa dilihat Allah SWT. Tentunya hal ini tidak bisa dipaksakan kepada setiap
individu, dan yang bisa dilakukan hanyalah pengarahan dan pembiasaan.
Saya pribadi
sudah kehilangan lebih dari lima pasang sendal dan sebelah sepatu (jadi yang
sebelahnya lagi hanya bisa nongkrong di loker sepatu). Belum lagi sergam yang
hilang. Dan barang yang balik pun biasanya kembali dengan keadaan yang
memprihatinkan. Bahkan ustad-ustadnya pun pernah dighosob sendalnya. Parah
memang. Mengapa penyakit moral ini ada diatas penyakit kulit? Saya yakin ga
perlu dijelaskan karena insyaallah yang baca udah pada pinter.
- Homo
Saya sendiri
awalnya sedikit ragu-ragu menulis tentang hal yang cukup tabu ini. Tapi memang
inilah yang pasti penah terjadi disebuah pesantren, bahkan di sebuah pesantren
baru seperti tempat yang sekolah sekarang. Penyakit ini mungkin ada karena iman
yang sangat tipis dan pengolahan emosi yang tidak dewasa. Di pesantren saya pernah ada seorang santri
baru yang punya segudang perilaku buruk. Setelah agak lama, ketahuan tuh anak
memang homo. Mengapa bisa tahu kalau anak ini homo? Karena dia NGAKU DIDEPAN
USTAD DAN ORANG SEANGKATAN BAHWA DIA HOMO. Bagai duri dalam daging, ditahun
kedua dia dibuang.
Dah, saya
gak bisa nulis lebih banyak lagi tentang hal ini, karena memang pada dasarnya
saya tidak homo. Sorry kalau ga puas bacanya, yang saya tulis hanyalah apa-apa
yang terjadi disekitar saya dan yang saya pikirkan. Insyaallah ga ada yang
dilebih-lebihkan.
Wassalamu’alaikum
wr.wb
Kamis, 13 Oktober 2011
Aku dan Sekolahku
Sip, perkenalkan, nama saya Rifki,
boleh juga di panggil Deksan. Terserahlah mau manggil apa, asal jangan A**ing
atau sebangsanya. Menghadapi seluruh hidup dengan rambut tipis setengah senti,
sekarang lagi belajar disebuah sekolah nan sepi di atas air terjun. Sekolahnya
lumayan gede plus ada asramanya. Menjalani rutinitas sehari-hari tak lebih dari
kompleks asrama. Mungkin bagi beberapa orang nyebut tempat ini pesantren, tapi
bagi orang yang udah mulai modern dan males dianggap kampungan, bakal nyebut
ini sekolah ‘Boarding School ‘. Apa bedanya Boarding School sama Pesantren?
Saya juga ga tau, bisa sekolah juga udah alhamdulillah.
Sekolah yang saya tempati baru
berdiri setahun. Masih baru, seumur jangung. Lumayan bagus dengan rencana
fasilitas diatas rata-rata. Masih sebagai rencana sih, tapi lumayanlah, bisa
sekolah. Bagi sebagian orang mungkin masuk sekolah ini adalah suat prestise,
suatu kemewahan, bagi saya sekolah ini
hanyalah sebuah sekolah yang masih harus banyak belajar. Saya sekolah disini
sebagai angkatan pertama (karena sekolahnya baru berdiri setahun). Di tahun
kedua ini (berarti udah 2 tahun ya) telah ada 2 komplek berbeda, satu buat
tholib dan satu buat tholibah (Disini
santri/siswa disebut Tholib, dan santriwati/siswi dipanggil Tholibah).
Jika masuk ke kompleks tholib, di
depan gerbang ada 2 gedung sekolah yang saling berhadapan. Kedua gedung ini
dibatasi oleh lapangan basket dan lapangan voli
yang diantara kedua lapangan itu ada air mancur mini. Gedung yang satu
ada di sebelah barat, dan yang satu disebelah timur. Dibelakang gedung timur,
terdapat taman dan 6 buah asrama.
Tamannya di sebelah utara dan asrama-asramanya disebelah selatan. Ditaman ada 2
buah saung, gudang, dan gerbang yang berada di sebelah utara taman yang mengahadap
ke lembah bougenville. Jika dilihat dari jendela toilet gedung timur, berjajar 4 asrama. Asrama 1 dan 2 yang saling
berhadapan dan asrama 3 dan 4 yang saling berhadapan juga. lebih kebelakang, ada 2 asrama (asrama 5 dan
6) yang berada disebelah resto. Resto adalah panggilan kami untuk tempat makan
sehari-hari. Dikomplek thlib ada 4 gerbang. Satu ditaman, satu belakan resto,
satu dibelakang asrama 3&4, dan satu lagi gerbang utama, yang berada
disebelah gedung timur dan barat.
Untuk masjid dan tempat parkirnya,
tepat berada disebelah utara kompleks tholib, yang jika berjalan lebih jauh
keutara, akan nyampe ketempat outbond. Biasanya latihan pramuka di lapangan
parkir sebelah masjid, biar lebih enak kalau mau ke outbond. Outbondnya lumayan luas, kalu mau tahu seperti
apa tempatnya, silahkan datang. Gratis insyaallah.
Nah, komplek tolibahnya berada di
sebelah barat kompleks tholib. Cuman ada satu gerbang utama yang didalamnya
Cuma ada 1 gedug sekolah dan 4 gedung asrama yang berjajar. Makanya kalau mau
praktik, baik seni, olah raga, ataupun pelajaran eksak, mereka ke komplek
tholib.
Disini
Guru-guru dipanggil ustad-ustadzah , yang tinggal dirumah-rumah sekitar
komplek pesantren. Ada juga yang tinggal di asrama. Ada yang gabung ke asrama
anak-anak atau menempati asrama khusus untuk guru (asrama 4) . untuk karyawan,
biasanya direkrut dari orang-orangs ekitar. Untuk yang dari tempat jauh,
semisal dari lembang, biasanya tinggal dibelakan resto (ada kamar-kamarnya)
Ditahun pertama kami (Thalib dan Thalibah)
tinggal dalam satu komplek pesantren. Lumayan deketlah, antar asrama hanya
dihalangin jalan doang. Menurut saya sih tholibahnya sedikit dibawah rata-rata,
mukanya jelek (ga semua sih) dan kadang
terlalu ‘welcome’ ke tholib. Walau
rata-rata tholibahnya seperti itu, jangan
berani (walau sekali)ngobrol bareng, apalagi sampai nyelonong masuk ke asrama
Thalibah, karena kamera cctv udah nongkrong dimana-mana. Sekali kena, walau lirik—lirikan juga bahaya. Ustad udah nunggu sambil
melototin. Walau begitu, tetap saja banyak yang masih lirik-lirikaan, ngobrol
tanpa hijab juga masih ada, surat-suratan jalan terus, bahkan pacaran itu
katanya ga apa-apa. Tapi karena yang ‘ga apa-apa’ itu, lahir banyak masalah
besar . Ustad teriak-teriak dimimbar masjid, dikumpulin di lapangan sambil
dibacain ‘Surat Cinta’ yang Cuma bikin mual, sampai dipanggil keruang BINSAN
(semacam pengurus kepesantrenan). Tapi demi cinta yang makin lama makin ga
jelas, masih ada para pejuang yang memperjuangkan sesuatu yang udah ‘ jelas ga
jelasnya’ dibawah bayang-bayang tinta merah dan blacklist ustad.
Saat saya masih kelas tujuh
(sekarang kelas delapan), karena saya percaya bahwa pesantren adalah tempat
yang benar-benar suci, saya termasuk
orang yang lumayan anti tolibah. Bukan
karena saya homo. Bukan, gini-gini saya normal, tapi saya kurang suka tholibah
karena akhlaknya lebih mirip cewek biasa (sekali lagi rata-rata) dibanding
muslimah. Simpel kan? Karena dalam benak saya, yang namanya perempuan itu (walau
tomboy) menjaga hijab dengan laki-laki dengan amat sangat, bukan malah
mampang-mampang depan tholib sambil teriak-teriak ga jelas (sekali lagi gak
semua). Mudah-mudahan di tahun kedua ini tholibah-tholibah yang sekarang udah
punya komplek asrama dan sekolah sendiri
insyaf dan makin memperlihatkan keperempuanannya, apalagi sekarang sudah
ada keputrian/tata boga. Sukses untuk
ukhti semua!
Dan yang terakhir, saya ingin membahas tentang
masalah yang suda lama menggantung di kepala saya. Melihat orang tua dan anak
yang sering kali bertikai karena si anak dipaksa masuk pesantren, saya jadi
sering bingung sendiri. Ini keluarga bukan ya? Sekolah dimanapun, baik pesantren, swasta,
atau negri punya kelebihan dan kekurangan masing-masing . Karena memang pada
dasarnya buatan manusia tidak ada yang sempurna. Begitu pula pesantren. Ada
juga bolong-bolongnya. Karena itu saya kurang suka melihat orang tua yang
begitu memaksa anaknya untuk masuk pesantren, hanya karena menganggap pesantren
itu suci,( hal ini saya akan bahas di artikel selanjutnya, insyaallah) dan juga
anak-anak yang tetap keras kepala menganggap pesantren itu hanya tempat kuno
bacotan para kiai.
Sebaiknya sih kalau milih sekolah ibu atau bapaknya
mendiskusikan secara baik-baik dengan si anak, dan si anak juga menghargai dan
menerima akan pendapat orang tua yang sudah lebih lama hidup di
dunia. Jangan ada yang masa bodoh, seolah saling menghormati, padahal dongkol
dihati, karena sekolah adalah hal fital yang akan mempengaruhi kehidupan si anak
kelak. Jangan sampai masa depan sianak ludes gara – gara ini masalah.
Contohnya, ada dukun yang lulusan sebuah pesantren, padahal udah nyantren cukup
lama. Bukan salah sekolahnya mendidik, tapi pribadi si anak yang memang ga
sesuai dengan kultur, yang berakhir dengan pemberontakan. Setiap sekolah, baik
pesantren, swasta, ataupun negri memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
------------------------------------------
Apapun hasil keputusan nanti,
mintalah pada allah yang terbaik. Karena Dialah yang menciptakan kita, dan
mengetahui seluk-beluk kebutuhan kita. Berusahalah dulu mencari sekolah yang
terbaik, mau melalui musyawarah ataupun survey ke sekolah yang akan dituju.
Setelah itu bertawakallah. Insyaallah dapat sekolah yang terbaik.
Langganan:
Postingan (Atom)